Coba Makeup Seharian di Cuaca Tropis: Review Produk dan Perawatan Kulit

Pagi: Perawatan kulit dulu dong

Pagi itu Jakarta lagi galak — matahari sudah nyengat sejak jam 8, dan saya baru sadar kalau AC kostan ternyata cuma penghangat. Sebelum mulai eksperimen makeup seharian, ritual skincare saya simpel tapi penting: double cleanse ringan (micellar water kalau saya buru-buru), toner yang menenangkan, essence atau hydrating serum yang cepat meresap, dan moisturizer gel-light. Yang paling krusial: sunscreen. Saya pakai sunscreen yang SPF minimal 30, teksturnya ringan dan cepat meresap biar nggak kayak topeng di cuaca tropis.

Saat kulit terhidrasi, makeup jadi lebih gampang menempel. Karena kelembapan udara tinggi, saya hindari krim tebal di area T-zone dan pakai sheet mask sekali seminggu untuk booster. Ada sensasi adem tiap kali saya tepuk-tepuk serum, serasa bilang ke kulit, “Santai, kita hadapi hari ini bareng-bareng.”

Makeup apa yang aku pakai? (Tutorial singkat)

Oke, step by step ala saya, simpel dan hemat waktu karena saya mah bukan MUA profesional—hanya orang yang berusaha tetap kece meski keringetan.

1) Primer: Pilih primer berbasis gel atau pore-filling untuk menjinakkan kilap di hidung. Saya cuma tepuk-tipis, bukan oles sampai dinding.

2) Base: BB cream ringan atau tinted moisturizer yang punya coverage buildable. Saya suka produk yang mengandung pelembap sehingga nggak bikin flaky. Pakai beauty blender basah untuk hasil yang natural. Di daerah bekas jerawat saya tap-tap dengan concealer sedikit.

3) Set powder: Compact powder transparan di area T-zone saja, biar nggak kena efek cakey di pipi yang lembap. Tip: pakai brush besar untuk blurring yang lebih natural.

4) Mata: Waterproof mascara wajib. Lupakan eyeshadow terlalu creamy karena bisa luntur di lipatan mata. Saya pilih warna-warna netral dan eyeliner tipis, atau cukup tightline agar mata tetap hidup tanpa repot.

5) Pipi dan bibir: Cream blush adalah sahabat kulit tropis — tahan lama dan memberi kesan basah sehat. Untuk bibir, stain atau tinted balm yang transfer-proof akan menyelamatkan makan siang saya yang sering berantakan.

6) Setting: Semprot setting spray ringan. Setelah itu, masuk kantong kecil saya: blotting paper, kabuki kecil untuk touch-up, dan lip balm.

Trik supaya tahan lama — apakah berhasil?

Ini bagian yang paling seru: saya benar-benar mencoba jalan kaki 20 menit, naik transportasi umum panas, dan minum es kelapa (tersebut di sini karena saya memang sering tergoda). Hasil? Beberapa catatan lucu: ada jeda di mana entah kenapa sang contour sedikit menyatu jadi friendly shadow di pipi, dan rambut depan lengket ke dahi—sungguh dramatik.

Yang berhasil: primer + powder di T-zone memang mengurangi kilap sampai siang. Waterproof mascara tidak luntur sama sekali (tepuk tangan untuk teknologi kosmetik). Cream blush tetap muncul manis, dan lip stain masih ada meski abis makan. Yang kurang oke: jika terlalu banyak keringat deras, noda halus masih muncul di area dekat hidung. Tapi overall, penampilan masih oke buat dipajang di cermin on-off seharian.

Saya juga sempat mencoba satu produk baru yang saya temui di situs produk import dan lokal, lalu penasaran melihat rekomendasi dan cerita pengguna lain di sunnydaycosmeticos—lumayan jadi referensi untuk varian sunscreen yang cocok di tropis.

Apa yang saya pelajari dan rekomendasi perawatan

Hari itu saya belajar bahwa di iklim Indonesia: hidrasi adalah raja. Kalau kulit kelewat kering di awal, makeup bakal kelihatan “nge-pick” dan menggaris. Gunakan produk ringan, tahan air untuk mata, dan rutinkan touch-up kecil. Jangan lupakan eksfoliasi ringan seminggu sekali supaya pori nggak cepat kotor karena minyak dan polusi.

Produk must-have saya: sunscreen ringan, BB cream/tinted moisturizer, waterproof mascara, cream blush, blotting paper, dan setting spray. Untuk yang punya kulit berminyak, pertimbangkan primer mattifying yang tidak menyumbat pori. Untuk kulit kering, tambahkan hydrating mist di tas.

Di akhir hari saya duduk menikmati sebotol es teh manis sambil melihat cermin—makeup masih ada, agak lelah tapi tetap ada jiwa. Intinya, makeup seharian di cuaca tropis itu mungkin, asal kompromi bijak antara ketahanan produk dan kenyamanan kulit. Kalau kamu jaga kulit dari awal, makeup bakal kerjain sisanya. Nah, kapan kita coba eksperimen serupa bareng kopi sore?

Leave a Reply